MARGA HARAHAP
KETURUNAN
TONGKU MANGARAJA HANOPAN
MASING-MASING:
1. HANOPAN (SIPIROK),
2. BUNGA BONDAR.
3. PANGGULANGAN, DAN
4. SIAK SRI-INDRAPURA
DI:
TAPANULI SELATAN
DAN
RIAU DARATAN
2012
I. Keterangan Peta Perjalanan ke Bona Bulu
Gambar-01: Peta Indonesia di Asia Tenggara.
Gambar-02: Peta Propinsi Sumatera Utara.
Gambar-03: Peta Kabupaten Tapanuli Selatan.
Gambar-04: Kota Padang Sidempuan dan sekitarnya.
Gambar-05: Peta jalan darat menuju: Bunga Bondar, Hanopan, dan Panggulangan,
di Kabupaten Sipirok.
Gambar-06: Peta jalan darat menuju: Bunga Bondar, Hanopan, dan Panggulangan dari
tiga Lapangan Terbang: Silangit, Aek Godang, dan Pinangsori.
Gambar-07: Peta Kampung Bunga Bondar.
Bangunan Rumah Kampung Bunga Bondar.
Gambar-08: DAS (Daerah Aliran Sungai) Aek Silo dan sejumlah kampung yang terdapat
didalamnya.
Gambar-09: Peta Kampung Hanopan.
Bangunan Rumah Kampung Hanopan.
Gambar-10: Kota Sipirok dan sekitarnya.
Gambar-11: Peta Kampung Panggulangan.
Bangunan Rumah Kampung Panggulangan.
Gambar-12: Peta jalan darat menuju Siak Sri-Indrapura dari Pekanbaru.
Bangunan Rumah Kampung Siak Sri-Indrapura.
II. Perjalanan menuju: Bunga Bondar, Hanopan, Panggulangan, dan Siak Sri-
Indrapura dari perantauan.
Gambar-2
Gambar-3
Gambar-4
Situs internet ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk kepada keturunan (pomparan) Alaan Harahap, gelar Tongku Mangaraja Hanopan, yang berdiam di tanah perantauan atau siapa saja yang ingin berkunjung ke Hanopan Sipirok (dikenal dengan Hanopan-2) di Kecamatan Arse, Kabupaten Sipirok, untuk berziarah atau melakukan kegiatan kemasyarakatan berguna dari manapun di bumi ini. Adapun Hanopan Sidangkal (dikenal dengan Hanopan-1), adalah yang terletak di jalan menuju Simarpinggan dekat Sidangkal, di Kecamatan Padang Sidempuan Barat.
Hanopan Sipirok adalah Bona Bulu (Kampung Halaman) marga Harahap keturunan Ompu Parsadaan Alaan Harahap, gelar Tongku Mangaraja Hanopan, yang makamnya terdapat dalam Bale Jae. Alaan Harahap, gelar Tongku Mangaraja Hanopan, juga dikenal dengan nama Ompu Ni Kupia, kini telah menjadi Ompu Parsadaan (Kakek Pemersatu) marga Harahap yang berasal dari kampung-kampung: Bunga Bondar, Hanopan, Panggulangan, Siak Sri-Indrapura (Riau), dan keturunanya selain terdapat di Bona Bulu juga berdiam di tanah perantauan: tanah-air dan mancanegara.
Ketika masih kecil, Alaan Harahap tinggal bersama orangtuanya: ayahanda Demar Harathap, gelar Ja Tinogihon, dan ibunda boru Siagian di Hanopan Angkola, juga dinamakan Hanopan-1, berdampingan dengan Sidangkal, tidak jauh dari Padang Sidempuan; kini kampung itu telah berada di kecamatan Padang Sidempuan Barat. Beliau adalah anak bungsu dari lima bersaudara, empat orang diatasnya semuanya perempuan, dari yang sulung hingga bungsu berturut-turut bernama: si Neser, si Singkam, si Tona, si Nentes.
Kepindahan Demar Harahap, gelar Ja Tinogihon bersama putra Alaan Harahap, keempat orang putri, dan istrinya dari kampung halaman di Hanopan Angkola di barat kota Padang Sidempuan saat itu, ialah sehubungan berkecamuknya Perang Paderi (1825-1838) yang merambah memasuki Tanah Angkola, yakni anah Batak bagian tengah. Sebagai akibatnya warga yang berdiam di daerah itu terpaksa harus mengungsi meninggalkan kampung halaman untuk mencari tempat berdiam yang aman.
Dalam perjalanan pengungsian, Demar Harahap, gelar Ja Tinogihon, dengan keluarga serta kerabat dalam rombongan meninggalkan kampung halaman dengan berjalan kaki diperkirakan melewati kampung-kampung: Batuna Dua, Pargarutan, Pal Sabolas, Janji Raja, Saba Siala, Situmba, Mandurana, Huta Raja, Sumuran, Huta Baru, Simaninggir, Sipirok, Piningnabaris, Sibadoar, Hasang Marsada, untuk sampai di Lobu Sinapang, Luhat Harangan, Padang Bolak.
Dari tempat akhir ini, Alaan Harahap kemudian hijrah ke Bunga Bondar mengikuti tiga ibotonya (saudara perempuan), masing-masing: si Singkam, si Tona, dan si Nentes, yang menikah dengan Marga Siregar dari di kampung itu; sedangkan seorang saudara perempuannya yang sulung si Neser, telah lebih dahulu menikah dengan marga Rambe dari Batu Horpak.
Lintasan pengungsian yang mereka lalui oleh pemerintah kolonial Hindia Belenda diubah menjadi jalan-raya yang kini dikenal dengan Jalan Lintas Sumatera (JLS) bagian tengah di daerah Tapanuli Selatan, akan tetapi dalam masa Perang Padri silam, jalan tadi tidak lebih dari lintasan belantara yang biasa dilalui warga saat bepergian antar kampung. Mengungsi bukanlah perjalanan ke satu tujuan, tetapi bepergian tak tenu tujuan meninggalkan kampung halaman mencari tempat aman untuk berdiam meninggalkan harta benda di kampung asal, menghabiskan waktu berbulan hingga tahun berkali pindah tempat di Luhat Harangan daerah Padang Bolak.
Setelah berdiam di Bunga Bondar, Alaan Harahap kemudian menikah dengan Bolat Siregar, boru Raja Mampe, iboto Ja Gading, yang membuat kedudukannya sebagai Mora dalam Adat Batak di kampung beralih menjadi Anakboru untuk sebagian Marga Siregar di Bunga Bondar, yakni terhadap keluarga Sutan Diapari. Dari perkawinannya, Alaan Harahap medapat karunia 12 orang putra dan 4 orang putri dari dua ibu, masing-masing: boru Regar dari Bunga Bondar, dan boru Pohan dari Parau yang menggantikan.
Karena kampung Bunga Bondar telah kian padat penduduknya, maka sebagaimana terhadap marga Siregar pemilik Luhat Sipirok, juga kepada marga Harahap anakboru marga Siregar di kampung itu diberikan kesempatan untuk mamungka (mendirikan) Huta (kampung) di Luhat yang sama. Itulah alasannya mengapa Sengel Harahap, gelar Baginda Parbalohan, anak sulung Alaan Harahap beserta adik-adiknya dan kerabat lain, lalu meninggalkan Bunga Bondar menuju rimba dalam rombongan untuk mamungka pemukiman baru, agar ada tempat berdiam baru bagi mereka sekaligus lahan tempat mencari nafkah yang dapat diwariskan kepada anak cucu yang datang menjelang.
Mereka kemudian berangkat menelusuri jalan rimba yang biasa dilalui warga menerobos belantara untuk tiba di kaki Dolok Nanggarjati, dimana kampung yang akan dipungka diperkirakan terletak, tidak jauh Huta Padang yang sudah ada. Ketika itu Sutan Ulubalang masih menjadi Raja di Bunga Bondar melaksanakan pemerintahan, setelah wafat beliau digantikan adiknya Sutan Doli. Kerajaan Bunga Bondar saat itu sedang menghadapi serangan serdadu-serdadu Belanda yang datang dari Sipirok, setelah yang akhir ini berhasil masuk lewat ke Tanah Batak lewat Rao di Mandailing, masih dalam masa berkecamuknya Perang Padri tahun 1838 nyaris tanpa perlawanan.
Belanda perlu menaklukkan kerajaan Bunga Bondar, karena letaknya yang amat strategis, yakni di jalur lintasan yang menghubungkan Angkola (Tapanuli Tengah) dengan Toba (Tapanuli Utara). Setelah berperang 4 tahun lamanya, maka pada tahun 1851 Belanda berhasil mematahkan perlawanan Sutan Doli, dan menyingkirkan para penentangnya di kampung itu ke pembuangan di Pulau Jawa. Pada tahun 1945, lebih seabad kemudian, serdadu-serdadu Belanda kembali datang menyerang Bunga Bondar untuk kedua kalinya dalam agresi militer Belanda ke-II, dan kampung marga Siregar di Tanah Angkola itu pun ditinggalkan penghuninya untuk melakukan perang gerilya.
A. Perjalanan menuju Hanopan dan Bunga Bondar.
Kedua kampung ini berada di tepi jalan menuju Simangambat dari Sipirok. Kampung Ha-
nopan berjarak sekitar 14 km dari Sipirok, sedangkan Bunga Bondar terletak diantara ke-
duanya. Untuk berkunjung ke Hanopan dan Bunga Bondar yang terletah di Kecamatan Arse,
Kabupaten Sipirok, Propinsi Sumatera Utara, dari tanah perantauan dapat ditempuh lewat
jalan darat dari: Medan, Sibolga, Padang (Sumatera Barat), atau Pekanbaru (Riau Dara-
tan). Selain jalan darat, masih ada pula jalan udara-darat dari Medan ke: Lapangan Terbang
Silangit dekat Siborongborong, atau Lapangan Terbang Aek Godang dekat Padang Sidem-
puan, atau Lapangan Terbang Pinangsori dekat Sibolga, yanng dilanjutkan jalan darat guna
menyingkat waktu dan mengurangi keletihan di jalan.
1. Dari Medan
a. Jalan Darat
Dari ibukota Propinsi Sumatera Utara, orang dapat menempuh jalan darat degan mengendarai mobil pribadi atau kendaraan umum lewat: Lubuk Pakam, Tebing Tinggi (Deli), Pematang Siantar, Perapat, Porsea, Balige, Siborongborong. Selanjutnya pilih jalan lewat: Sipahutar, Pangaribuan, Aek Humbang, Raut Bosi, Pancur Natolu, Silantom, Sipagimbar, Simangambat, Lancat, Roncitan, Huta Padang, untuk sampai ke Hanopan. Pada lintasan ini orang akan lebih dahulu tiba di kampung Hanopan daripada Bunga Bondar. Inilah jalan darat terpendek dari Medan menuju Hanopan. Jalur lintasan ini dikenal dengan nama: Jalan Pahulu.
Akan tetapi karena lintasan ini belum sepenuhnya dapat dilalui dengan baik, kebanyakan orang mengambil jalan yang sedikit lebih panjang meneruskan perjalanan darat ke Tarutung dan Sipirok. Dari kota terakhir ambil simpang ke Simangambat dan lewat: Piningnabaris, Sibadoar, Hasang, Bunga Bondar, Bunga Bondar X, Arse, untuk sampai ke kampung Hanopan. Melalui lintasan ini orang akan lebih dahulu tiba di Bunga Bondar daripada Hanopan. Jalur lintasan ini dikenal dengan nama: Jalan Pahae.
Gambar-5
b. Jalan Udara-Darat
Dengan terselenggaranya penerbangan langsung dari Polonia ke Lapangan Terbang Aekgodang dekat Padang Sidempuan, orang akan lebih cepat lagi tiba di Hanopan dari Medan. Dari bandara Aekgodang, setelah sampai di Pal Sabolas orang memilih jurusan Sipirok untuk sampai ke Hanopan.
Pilihan lain ialah dari Polonia ke Lapangan Terbang Silangit dekat Siborongborong, dan setibanya di tempat akhir ini pilih “Jalan Pahulu” lewat: Sipahutar, Pangaribuan, Sipagimbar, untuk sampai di Hanopan; atau dapat juga mengambil “Jalan Pahae” lewat: Tarutung, Sipirok, untuk sampai ke Hanopan.
Pilihan berikutnya dari Polonia ke Lapangan Terbang Pinangsori dekat Sibolga yang telah ada sejak dari zaman penjajahan kolonial Hindia Belanda. Kemudian dilanjutkan jalan darat ke Padang Sidempuan, kemuian Sipirok, untuk sampai ke Hanopan.
Gambar-6
b.1. Penerbangan dari Polonia ke Silangit
- Penerbangan dari Polonia (Medan) menuju Silangit (Siborongborong), meski belum pernah diikuti penulis, ditempuh mengendarai pesawat CASA/IPTN CN 235100, hasil kerjasama Spanyol-Indonesia, bermuatan 35 penumpang, digerakkan mesin GE2 x CT79C Turboprop masing-masing berdaya 1395 kW (kilo Watt), dengan kecepatan terbang 450 km/jam, dan tinggi terbang 7000 m di atas permukaan laut. Pesawat ini pertama terbang tahun 1983, dan diusahakan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines.
Pesawat-1
Adapun jadwal penerbangan yang ditawarkan perusahaan ialah:
1. Dari Polonia (Medan) ke Silangit (Siborong-borong).
a. Setiap hari, berangkat jam 00.00 tiba jam 00.00 WIB.
b. Juga hari-hari:
2. Dari Silangit (Siborong-borong) ke Polonia (Medan).
a. Setiap hari, berangkat jam 00.00 tiba jam 00.00 WIB.
b. Juga hari-hari:
Dari Siborong-borong pilih jalan Pahulu lewat: Sipahutar, Pangaribuan, Aek Humbang, Raut Bosi, Pancur Natolu, Silantom, Sipagimbar, Simangambat, Lancat, Roncitan, Huta Padang, untuk sampai di Hanopan. Ini merupakan jarak terpendek jalan udara-darat dari Medan ke Hanopan.
Akan tetapi karena jalan ini masih belum baik dilalui, orang dapat mengambil jalan yang sedikit lebih jauh dengan meneruskan perjalanan ke Tarutung dan Sipirok. Dari kota akhir ini pilih simpang Simangambat lewat: Piningnabaris, Sibadoar, Hasang, Bunga Bondar, Bunga Bondar X, Arse, untuk sampai ke Hanopan.
b.2. Penerbangan dari Medan ke Aek Godang
Penerbangan dari Aek Godang (Padang Sidempuan) ke Polonia (Medan) yang perah diikuti penulis, adalah:
1. Tahun 2005, dengan pesawat CASA/IPTN C-212 Aviocar, hasil kerjasama Spanyol- Indonesia, bermuatan 26 penumpang, digerakkan mesin Garrett/AiResearch 2 x TPE331 -10R-513C Turboprop masing-masing berdaya 925 DK (Daya Kuda), kecepatan terbang 300km/jam, dan tinggi terbang 7000 m di atas permukaan laut. Pesawat ini pertama terbang tahun 1971, dan angkutan udara diusahakan PT. Merpati Nusantara Airlines.
Adapun jadwal penerbangan yang ditawarkan Merpati ketika itu:
1. Dari Polonia (Medan) ke Aek Godang (Padang Sidempuan).
Setiap hari: Senin dan Rabu, berangkat jam 10.50 tiba jam 12.00 WIB.
2. Dari Aek Godang (Padang Sidempuan) ke Polonia (Medan).
Setiap hari Senin, Rabu, berangkat jam 12.30 tiba 13.40 WIB.
3. Harga tiket promosi per penumpang Rp.325.000,- termasuk PPN dan Asuransi.
4. Perwakilan PT. Merpati Nusantara Airlines:Jalan Brigjen Katamso 219, Medan, Tel. (061)
4551888.Padang Sidempuan: jalan S. M. Raja no. 189. Tel.(0634) 28118.
2. Tahun 2010, Penerbangan dari Polonia (Medan) ke Aek Godang (Padang Sidempuan) pulang pergi dengan pesawat Cessna Model 208 B Caravan dari PT Susi Air, muatan 14 penumpang, mesin Pratt & Whitney 1 x PT6A-114 Turboprop berdaya 675 DK, kecepatan terbang 300 km/jam, dan tinggi terbang 8000 m di atas permukaan laut. Pesawat ini keluaran tahun 1982, buatan Amerika Serikat.
Pesawat-3
Adapun jadwal penerbangan yang ditawarkan Susi Air ketika itu:
1. Dari Polonia (Medan) ke Aek Godang (Padang Sidempuan).
a. Setiap hari, berangkat jam 09.10 tiba jam 10.20 WIB.
b. Juga: Selasa, Kemis, Jumat, Minggu, berangkat jam 12.00 tiba jam 13.10 WIB.
2. Dari Aek Godang (Padang Sidempuan) ke Polonia (Medan).
a. Setiap hari, berangkat jam 10.30 tiba jam 11.40 WIB.
b. Juga: Selasa, Kemis, Jumat, Minggu, berangkat jam 13.10 tiba jam 14.30 WIB.
3. Harga tiket per penumpang Rp.560.000,- termasuk PPN dan Asuransi.
4. Perwakilan PT Susi Air: Medan, Tel. (061) . Padang Sidempuan: jalan …….. Tel.(0634).
b.3. Penerbangan dari Medan ke Pinangsori
Penerbangan ini, meski belum pernah diikuti penulis, juga dapat ditempuh. Jalur udara ini ialah yang tertua di Tanah Batak, karena dirintis dan beroperasi sejak dari zaman penjajahan Kolo- nial Hindia Belanda.
Sejauh ini penerbangan dari Polonia ke Pinangsori yang penulis ketahui dilayani P.T. Merpati Nusantara Airlines memanfaatkan pesawat terbang rakitan IPTN. Dengan dibukanya Lapangan Terbang Aekgodang, pesawat Merpati membagi jadwal layanan terbang ke Pinangsori dan Aek Godang. Dengan diresmikannya Lapangan Terbang Silangit, maka Merpati pun membagi lagi layanan terbangnya ke tiga Lapangan Terbang yang ada di Tapanuli termasuk pulau Nias..
Dengan kedatangan pemain baru PT Susi Air, maskapai penerbangan ini juga menyediakan layanan angkutan penumpang ke ketiga Lapangan Terbang yang ada di Tapanuli, baik penerbangan reguler (terjadwal) maupun penerbangan charter (pesanan) sesuai jam terbang digunakan. Berbagai macam pesawatterbang disiapkan untuk melayani permintaan. Dari Piangsori perjalanan dilanjutkan dengan jalan darat menuju: Lumut, Anggoli, Sumuran, Batang Toru, Padang Sidempuan, Sipirok, untuk sampai ke Hanopan.
2. Dari Sibolga
Dari ibukotan Tapanuli Sibolga, orang dapat memilih jalan darat lewat: Batang Toru, Padang Sidempuan, Sipirok, untuk sampai ke Hanopan. Lintasan ini banyak digunakan para perantau yang datang dari banyak penjuru tanah-air, setelah terlebih dahulu naik kapal Pelni ke Sibolga. Pilihan ini banyak digunakan orang ketika banyak jalan raya daerah Riau yang menjembatani Sumatera Selatan dengan Sumatera Utara masih terbengkalai, dan jembatan masih digantikan pelayangan (perahu penyeberangan sungai) oleh kebijakan bumi hangus yang diambil para pemimpin dalam zaman revolusi 1945 silam.
3. Dari Padang
Dari Ibukota Sumatera Barat Padang, dapat ditempuh jalan darat lewat: Padang Panjang, Bukit Tinggi, Lubuk Sikaping, Panti, Rao, Muara Sipongi, Kotanopan, Panyabungan, Siabu, Pintu Padang, Padang Sidempuan, Sipirok, untuk sampai ke Hanopan. Jalur ini juga banyak digunakan para perantau yang datang dari pulau Jawa karena menawarkan ongkos perjalanan yang lebih murah meski waktu perjalanan cukup panjang dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum.
4. Dari Pekanbaru
Dari ibukota propinsi Riau Pekanbaru, dapat ditempuh jalan darat yang melewati: Bangkinang, Pasirpangarayan, Pasar Batu, Sibuhuan, Sosopan, Aek Godang, Pal Sabolas, Sipirok, untuk sampa ke Hanopan.
Dengan demikian kota-kota: Medan, Sibolga, Padang, dan Pekanbaru menjadi pintu gerbang di pulau Sumatera bagi para perantau keturunan Tongku Mangaraja Hanopan dan wisatawan yang datang dari segala penjuru dunia menempuh jalan: darat, laut, dan udara, untuk berkunjung ke Bona Bulu marga Harahap masing-masing: Bunga Bondar, Hanopan, dan Panggulangan.
Gambar-7
BANGUNAN RUMAH DI BUNGA BONDAR
(Dihimpun seputar tahun 1950)
------------------------------------------
1. Mesjid Bunga Bondar.
2. Sutan Doli, Baginda Habiaran (Ompu Ni Goyur): Tongku Sutan Diapari, Patuan Dolok
(Mangaraja Israel), Sutan Gunung Doli, Sutan Doli Naposo (Diapari).
1. Marataon
2. Guru Padangbolak
3. dr. Parimpunan
4. Ir. Natal
5. Parluhutan, atau Guru Sende Tua.
6. Raja Humani.
3. Tongkoe Soetan Diapari:
1. Adenan, gelar Dja Pandapotan: Si
Borayun.
2. Chalifah Salih: dr. Djapar,
Borayun, Nurgeni (pr)..
3. Aman Siregar, gelar Baginda Radja
Martua, Demang Aman (Naposo).
Ia diangkat Belanda menjadi
Demang di Natal: Sitioli (pr), Tapi (pr), Nurlela
(pr), Masniari (pr), L.S.(Lokot
Siregar) Diapari, Purnama (pr), Limbayung
(pr), Panusunan Diapari, Bulan
(pr), Aminah (pr).
4. M.Sri Inda Mulia: Pontas, atau
Guru Maraidun.
5. Harris
6. Si Sarip Siregar, gelar Baginda
Mangaraja Muda (B.M. Muda).
4. B.M.Muda, atau Guru
Syarifudin: dr. Tagor, Sahroni (pr), Sarlene (pr), dr.
Bajora, Pintor, Nj. dr. Ginting, Tety
(pr), Doli.
5.
Siregar, Dja Incal, Ompoe ni Apoel.
6.
Harahap sian Panyanggar, Si Reno.
7. Si Yunus Siregar.
8. Si Humala Siregar, gelar Tuan Syekh Somail (Ismail). Penyebar agama Islam pertama di
Bunga Bondar.
9. Mangaraja Hutagogar (amantua ni Ir. Hasrul Harahap).
10. Ja Kiaman, Dumpang Batubara.
11. Matnali Harahap (kahanggi ni Ir. Hasrul Harahap).
12. Ja Sarip, Parenta Batubara.
13. Mangaraja Kombang (kahanggi ni Rajainal Siregar).
14. Manan Siregar
15. Sopo Godang ni Bagas Nagodang Jae.
16. Sutan Na Guboan (kahanggi ni Rajainal Siregar).
17. Sutan Ulubalang-Namora Padang-Sutan Bungabondar. Bagas Gincat di Bunga Bondar
najolo (dahulu) tempat kediaman Raja di kampung Bunga Bondar zaman dahulu.
1. Ja Mulia, gelar Tongku Raja Mulia: Gondoria (pr), Tibaria (pr), Siti Dorima (pr).
2. Sagira Siregar (pr)
3. Ja Indamora: Si Enda, Si Atas (Sutan Mangasahon).
4. Lokot Siregar
5. Ja Sangap, gelar Baginda Soritua: Gindo, Marahadin, Jonain (Ja Mandersa), Jonias
(Harun), Siti Era (pr), Amiran, Tiro (pr), Reni (pr), Rohani (pr), Masmin, Nurhaima (pr).
6. Dorima Siregar (pr), gelar Ompu ni Amir, menikah ke Hanopan: Sutor, Maudjalo, Siti
Angur (pr), Duma Sari (pr), Nurdin, Aminah (pr), Hisar, Diri, Muhammad, Khairani,
Marajali, Pamusuk.
7. Siti Aminah Siregar (pr): Musali, Sumar, Pijor, Tasmin, Pautan.
8. Ja Aminuddin, gelar Mangaraja Namora: Mara Domsa, Siti Amina (pr), Siti Amsa (pr),
Nurhani (pr).
18. Sopo Godang ni Bagas Gincat.
19. Sopo Godang ni Bagas na Godang Julu.
20. Sutan Janioli Siregar. Ia diangkat Belanda menjadi Demang di Pulau Nias, Demang
Natobang: 1. Boru Regar: Tembal, Pangaloan, Tagor, Mauten, Lompo, Surtani (pr), 2. Boru
Pane: Tating, Sabinar (pr), Bangkit, Nurmija (pr), Edi, Kainia, Erki, Metman.
21. Nahasan Siregar, Marsan Siregar.
22. M.Sri Inda Mulia, atau Guru Maraidun:1. Pontas, 2. Sam, 3. Leli (istri Bahmarim Pulungan),
4. Armijn, 5. Amru, 6. Darwis, 7. Anni (pr).
23. Manis Harahap, gelar Baginda Sialang.Hiskia (Malik) Harahap, gelar Sutan Harahap.
1. Reman Harahap, 2. Totauli Harahap, 3. Hajopan Harahap, 4. Parman Harahap, 5.
Hasiholan Harahap.
24. Binahar Harahap, gelar Ja Bintuju, 1. Marolop Harahap.
25. Ja Barumun Pulungan, 1. Durain Pulungan, 2. Maarim Pulungan, 3. Bataris Pulungan, 4.
Siddik Pulungan, 5. Halim Pulungan, 6. Maskut Pulungan.
26. Baginda Mangguyang.
27. Sutan Parlindungan.
28. Ja Pangajian, Ja Diatas.
1. Giring Siregar (pr), gelar Ompu ni Sutor, menikah ke Hanopan: Abdul Hamid, Kasim,
Rachmat.
2. Tuan Kumala: Gorgor (pr), Parlindungan (Sutan Mangatas), Dogor (pr), Mampe, Sunge
Somarsik. Cucu-cucu Tuan Kumala dari anak laki-laki:.1. Parlindungan, gelar Sutan
Mangatas: Jenni (pr), Moget, Anwar (awalnya berdiam di Brunai lalu pindah ke Singa-
pura), Giring (pr), Edmir. 2. Mampe, gelar Suan Pinayungan: Samuel, Hana (pr), Eddi,
Lomo, Rosti.
3. Sunge Somarsik: Renta (pr), Hasian, Batara, helen (pr), Moget, Eugene, Gamal, Goyur
(pr), Pandapotan, Harun, Rafiah (pr).
4. Mangaraja Pangajian, Mangaraja Soaloƶn: Aaron Diatas, Samsera (pr), Dermawan (pr),
Amir Allah, Thorlia (pr), Molun (pr), Tapi Gondoiman (pr), Sanggam Pontas, Saundur (pr).
Aaron Diatas Siregar diangkat pemerintah Belanda menjadi Asisten Demang di Soru-
langun Jambi. Ia terbunuh dalam kerusuhan di Jambi, dan anak-anaknya: Amir Husin
dan Siti Rafiah (Terapia) dibawa pulang ke Bunga Bondar oleh pengurus rumah
tangganya.
5. Suhunan, Ja Humala, Guru Godang di Bangun Purba dahulu: Anna Meta Khristina
Calvijn Ja Somarsik, Buyung, Longga Mariani (pr), Siti Onggar (pr), Siti Nursiah (pr),
Asali Pontas Raja, Siti Nursani (pr), Siti Samina (pr), Saribun.
29. Sutan Baringin.
30. Kario Siregar, Rajainal Siregar.
31. Morgu Siregar
32. Baginda Hinalongan: Tigor Siregar, Taromar Siregar, Geni Siregar, Habincaran Siregar.
33. Geni Siregar.
34. Ja Soamalon.
35. Badul Hamid Siregar, Sutan Bayo, Abu Somad, Harun Al-Rasyid, dari Gunung Tua, Padang
Bolak. Rumah pengajian agama Islam di kampung Bunga Bondar.
36. Kombang Tambunan.
37. Madduhir Siregar, gelar Sutan Mangarahon.
38. Ja Manggesa Harahap, amantua dari Kolonel Ismed Harahap.
39. Ja Mengge Pane
40. Ompu Sonar Harahap, Eli Harahap, datang dari Panyanggar.
41. Ja Lambok Tambunan.
42. Gokkon Siregar, iboto ni inang ni Uda Muslim Harahap dari Bunga Bondar.
43. Maraden Siregar, anak ni amantua ni Gokkon Siregar.
44. Ja Pokir.
45. Abdul Pulungan.
46. Sotar Pulungan.
47. Ja Subang Sagala.
48. Baginda Namora Siregar.
49. Kalpin Siregar.
50. Harahap.
51. Ja Marulak Harahap.
52. Guru Jalen Siregar.
53. Mondur Siragar.
54. Kampung Harahap, gelar Tuan Syekh Haji Jalil. Tosim Harahap, gelar Mangaraja Hanopan:
Maraiman, Muslimin, Pangibulan.
55. Patuan Dolok.
56. Ja Pahu.
57. Guru Lampom Pulungan.
58. Ja Pantis Harahap, Ja Marulak.
59. Ja Maris Siregar.
60.
61. Parningotan Siregar, gelar Baginda Hasudungan.
62. Obaja Siregar, kahanggi ni Baginda Namora..
63. Ja Alaan Harahap, gelar Tongku Mangaraja Hanopan: Erjep, Sengel, Sogi, Lilin, Heber,
Nanga, Manis, Sento (pr), Sanne (pr), Paian, Mandasin, Kampung, Pardo (Kamin),
Kenis, Gardok, Sopot (pr). Jusuf, gelar Mangaradja Sorialam: Bidin Harahap, Mahmud
Harahap, Armen Harahap.
Nanga, Manis, Sento (pr), Sanne (pr), Paian, Mandasin, Kampung, Pardo (Kamin),
Kenis, Gardok, Sopot (pr). Jusuf, gelar Mangaradja Sorialam: Bidin Harahap, Mahmud
Harahap, Armen Harahap.
64. Mangaraja Lelo, kahanggi ni Baginda Namora.
65. Abdus Somad Siregar.
66. Sagala.
67. Payung Barani.
68. Lubis, suami dari Masia Pulungan.
69. Hobol Nawalu, kahanggi ni Baginda Namora.
70. Natin Harahap.
71. Monang Siregar.
72. Batubara.
73. Dumbas Siregar, angkang ni Mangaradja Lelo.
74. Guru Lecis Siregar, koum ni Marsan Siregar.
75.
76. Haran Babiat.
77. Maraganti Siregar.
78. Sutan Paruhum.
79.
80. Gereja Kampung Bunga Bondar.
81.Sintua Heber Harahap, gelar Mangaraja Ujung Padang: Julianus, Hadrianus (Ponten),
Beheri, Siti Merawan (pr), Gunung, Nurcahaya (pr), Jenahara (pr).
DAS AEK SILO
Daerah Aliran Sungai (DAS) Aek Silo adalah sebuah kawasan di Sipirok dimana kampung Hanopan berada dan dikelilingi kampung-kampung lain. Wilayah ini diwarnai berbagai tanda alam, anara lain: kampung (huta), aliran anak sungai (aek), bukit hingga gunung (dolok), sawah, ladang, hutan, semuanya mencoraki daerah aliran sungai itu. Adapun tanda-tanda alam tadi ialah:
A. Huta/Kampung
1. Arse Jae, 2. Hanopan, 3. Huta Padang, 4. Napompar, 5. Roncitan, 6. Ujung Padang, 7. Huta Tonga , 8. Bahap, 9 Pagaran Tulason, 10. Simatorkis, 11. Muara Tolang, 12. Tapus.
B. Aek/anak-anak Sungai
1. Aek Silo, 2. Aek Siguti, 3. Aek Arse, 4. Aek Haminjon, 5. Aek Sanggar, 6. Aek Naput
C. Dolok/Bukit dan Pegunungan.
1. Dolok Nanggarjati, 2.
D. Sawah
1. Saba Jae 1. Padang Suluk
2. Saba Angkorodan 2. Haruaya Bodil
E. Ladang
F. Hutan/Rimba
(DAS Aek Silo)
Gambar-8
Gambar-9
BANGUNAN RUMAH DI HANOPAN
(Dihimpun sekitar )
----------------------------------------------------
I. Rumah/Bangunan berdiri sebelum Perang Dunia ke-II
1. Rumah kediaman Amang Tobang Sengel Harahap, gelar Baginda Parbalohan, Tuan Sjech Muhammad Yunus, Ompu ni Sutor. Bagas Godang Hanopan.
- Ompung Abdul Hamid Harahap, gelar Sutan Hanopan, Tuan Datu Singar, Ompu ni Amir.
- Ayah Sutor Harahap, gelar Baginda Pandapotan, Ompu ni Iwan.
2. Rumah Amang Tobang Sogi Harahap, gelar Baginda Soripada, Ompu ni Nunggar.
- Ompung Adong Harahap, gelar Sutan Sonanggaron, Ja Balau.
3. Rumah Amang Tobang Lilin (Sutor) Harahap, Baginda Malim Muhammaf Arief, Ompu ni Sori.
- Ompung Saribun Harahap, gelar Sutan Martua, Ompung Ja Kidun.
- Uda Rusli (Cino) Harahap.
4. Rumah Amangtobang Manis Harahap, gelar Baginda Malim Marasyad, Ompu ni Sindar.
- Ompung Bangun Harahap, gelar Mangaraja Naposo.
- Uda Mara Indo Harahap.
5. Rumah Amang Tobang Paian Harahap, gelar Baginda Malim Moehammad Nuh, Dja Taris, Ompu Daim.
- Ompung Hadam Harahap, Lobe Yakin.
- Uda Sangkot, H. Abdul Rahim Harahap, gelar Baginda Taris Muda.
6. Rumah Amang Tobang Pardo Harahap, gelar Baginda Pangibulan, Ompu ni Kaya.
- Ompung Ismail Harahap, Ja Lobe, Ompu ni Alibosar.
7. Rumah Amang Tobang Gardok Harahap, gelar Baginda Malim Muhammad Rakhim, Ja Simin.
- Ompung Togu Harahap, gelar Mangaraja Sianggian, Ja Mangatur.
- Uda Lokot, gelar Baginda Pangibulan.
8. Rumah Ompung Kasim Harahap, gelar Tongku Mangaraja Elias Hamonangan, Ompu ni Paulina.
- Diwariskan kepada Uda Dimpu Harahap, gelar Baginda Parbalohan Naposo,
- Anggi Hanopan Harahap.
9. Sama dengan nomor 8 di atas, tetapi diwariskan kepada:
- Uda Toga Mulia Harahap, gelar Baginda Mulia.
- Anggi Dr.Amru Bachrum Paranginan Harahap.
10. Rumah Ompung Rachmat Harahap, gelar Sutan Habonggal, Haji Abdullah Umar,
Ompu ni Mina.
- Uda Zainuddin Harahap, gelar Baginda Pardomuan.
11. Rumah Ompung Borkat Harahap, Ja Mukobul, Ompu ni Pendi.
12. Rumah Ja Siantar Batubara, Sengko Batubara.
13. Kedai Ompungng Ismail Harahap, gelar Ja Lobe.
14. Rumah Malim Muhammad Arif Harahap, Sormin Harahap.
16. Rumah Baginda Maripul Harahap, Imbalo Harahap, Ja Bahaman.
17. Rumah Guru Sapala Siagian, Mulia Siagian, gelar Bgd. Humaliang.
18. Rumah Ja Soritua Siregar.
19. Kedai Ja Soritua Siregar, Tamar Siregar.
20. Rumah Ja Aman Harahap dari Padangbujur, Burhanuddin Harahap.
21. Rumah Ja Bahal Batubara, Syahban Batubara.
22. Rumah Amangboru Rosip Pohan, gelar Ja Doktor.
23. Madrasah Kampung Hanopan.
24. Rumah Ja Lubuk Nasution, Tohar Nasution.
25. Rumah Daud Nasution.
26. Surau Kampung Hanopan.
27. Mesjid di Kampung Hanopan.
28. Sekolah Dasar Kampung Hanopan.
29. Rumah Ompu ni Aminuddin, Panggorengan.
30. Rumah Mahodum Batubara.
31. Rumah Basari Batubara, Ja Kulabu.
32. Rumah Rajap Batubara, bangunannya sudah hilang.
33. Rumah Ja Mandaun Pohan.
34. Rumah Sutan Barumun Muda Siregar dari Sibadoar, pindahan dari Sibolangit,
akan teapi bangunannya telah hilang.
35. Rumah Uda Roup Harahap, gelar Baginda Paraduan.
36. Rumah Sutan Pangaribuan Harahap.
37. Vervolgschool 5 tahun Kampung Hanopan, Sekolah Rakjat Hanopan.
38. Rumah Mara Pohan.
39. Kedai Mara Pohan.
40. Rumah Mara Inggan Pohan, pindah ke Simangambat Mandailing.
41. Rumah Ja Parlaungan Harahap.
42. Rumah Nan Sere, gelar Ja Riapan, pernah terbakar pada zaman Jepang.
43. Rumah Uda Baginda Harahap (Baginda Aek Hopur), tidak ditempati.
44. Rumah Ja Hatunggal Harahap.
45. Rumah Muhammad Lazim Harahap.
46. Rumah Ja Paranginan Harahap.
47. Kedai Ja Paranginan Harahap.
48. Pemakaman Kampung Hanopan.
- Bale Jae: Tempat alm Amangtobang Tongku Mangaradja Hanopan disemayamkan.
- Bale Julu: Tempat alm Ompoeng Soetan Hanopan, Ompung Mangaraja Elias Hamo- nangan dan lainnya disemayamkan.
49. Rumah Ja Kariaman Harahap, Ja Haruaya Harahap.
50. Rumah Kalimangayun Pohan dari Lancat Jae. Ibunja Mayur Harahap dari Panggulangan.
51. Rumah Ja Marliun Harahap.
52. Kedai Ompung Ismail Harahap, gelar Ja Lobe.
53. Kedai Sutan Pangaribuan Harahap.
54. Rumah Sahir Harahap.
55. Rumah Lolotan Harahap.
56. Rumah Sayur Batubara, gelar Solonggahon dari Napompar.
57. Kedai Sutan Pangaribuan Harahap, telah hilang.
58. Rumah Amangboru Zainudding Simatupang, Siti Angur Harahap.
59. Rumah Sutan Mangalai Harahap.
60. Rumah Tahim Harahap.
61. Kedai Ompung Ismail Harahap, gelar Ja Lobe.
62. Rumah Uda Marip Harahap, lalu dijual pada Uda Marajali Harahap.
63. Rumah Zainuddin Harahap, gelar Baginda Pardomuan.
64. Rumah milik Ompung Haji Abdullah Umar, gelar Sutan Nabonggal.
65. Rumah Ja Solenggahon Batubara yang pindah dari Napompar.
66. Bangunan Mesin Giling Padi Ompung Haji Abdullah Umar.
II. Rumah/bangunan yang muncul setelah Perang Dunia ke-II.
67. Rumah Tahim Harahap.
68. Rumah Horas Siregar.
69. Rumah Taradin Siregar.
70. Rumah petak dibangun oleh Sahat Pohan.
71. Rumah petak dibangun Sahat Pohan.
72. Rumah petak dibangun Sahat Pohan.
73. Rumah petak dibangun Sahat Pohan.
74. Rumah dibangun oleh si Jolil.
75. Rumah dibangun bersama oleh: Ja Sumuran, Ja Lobe, dan Ismail.
76. Kedai B.S.P Harahap, dipinjam, diperbaiki, dan dipakai oleh Sahat Pohan.
77. Tanah milik B.S.P.Harahap, dipinjam dan dibangun bersama oleh Sukarti dan
Ja Marangin.
78. Tanah milik Ja Manahan Pohan, dan dibangun oleh anaknya.
79. Rumah Siddik Pohan, gelar Ja Manahan.
80. Tanah milik Sahat Pohan, dibangun oleh anaknya si Halim.
81. Tanah milik amangboru Ja Doktor dibangun anaknya si Bonor.
82. Tanah milik O.Tetty dibangun oleh anaknya si Himpun.
83. Tanah milik O.Tetty dibangoen oleh anaknya si Himpun.
84. Rumah dibangun Baha Pane dari Pagaran Tulason.
85. Tanah milik Ompung Ratus Harahap, gelar Sutan Pangaribuan, dibangun anak
Uda Morai Harahap, gelar Baginda Sojuangon.
86. Rumah dibangun guru Siagian.
87. Rumah dibangun Musla Harahap.
88. Rumah dibangun Paruhuman Simatupang, suami si Nanna.
89. Rumah dibangun oleh Uda Haposan Harahap.
90. Rumah dibangun oleh Uda Maren Harahap.
91. Rumah Hasan Pohan.
92. Rumah Uda Pengeran Harahap.
93. Rumah Uda Gomuk Harahap.
94. Rumah dibangun Uda H.M.Diri Harahap S.H., gelar Baginda Raja Mulia Pinayungan.
95. Rumah dibangun Ja Bahaman.
96. Rumah dibangun Maujalo Harahap, gelar Baginda Soripada Panusunan.
97. Rumah dibangun Haji Nurdin Harahap untuk anaknya si Muhiddin.
98. Rumah dibangun Pijor Pane.
99. Rumah dibangun Marasaip, pendatang dari Tanjung.
100. Rumah dibangun Ja Lambok, pendatang dari Bahap.
101. Rumah dibangun Siti Syarifah Harahap, boru Baginda Soripada Panusunan.
102. Rumah dibangun marga Gultom, seorang pendatang ke Hanopan.
103. Rumah dibangun Natsir Simatupang dari Pagaran Tulason.
104. Rumah dibangun Pangkal dari Pagaran Tulason.
105. Rumah dibangun marga Sinambela dari Pangkaldolok.
106. Rumah dibangun anak Ja Lambok.
107. Rumah dibangun Alimuddin, anak Ja Pidjor dari Pagaran Tulason.
108. PUSKESMAS Kampung Hanopan hasil usaha Uda H.M.Diri Harahap, gelar Baginda
Raja Mulia Pinayungan.
109. Rumah dibangun Nawi Harahap.
110. Rumah dibangun guru Riduan Pohan.
111. SMA Negeri Hutapadang di Kampung Hanopan.
112. Rumah marga Sihombing, seorang perawat berasal dari Siborongborong.
113. Kantor Pos Hutapadang.
Raja Pamusuk sampai Kepala
Kampung yang memimpin Hanopan
1. Raja Pamusuk
1. Sengel Harahap, gelar
Baginda Parbalohan (1846-1928), Sipungka Huta, Raja Pamusuk pertama di Hanopan
dan memimpin Huta selama 43 tahun (1885-1928).
2. Abdul Hamid Harahap, gelar Sutan
Hanopan (1876-1939), Radja Pamusuk kedua di Hanopan memimpin Huta selama 11 tahun (1928-1939).
3. Kasim Harahap, gelar Tongkoe
Mangaradja Elias Hamonangan (1881-1944), Radja Pamusuk ketiga di Hanopan memimpin
Huta selama 5 tahun (1939-1944).
Dan dengan surat keputusan dr.
Ferdinand Loemban Tobing selaku Residen NRI di Keresidenan Tapanuli ketika itu, lalu mengeluarkan
surat keputusan: No.: 274 tertanggal 14
Maret 1946, dan No.: 1/d.P.T. tertanggal 11 Januari1947, yang mengatakan semua Raja Batak yang ada: Raja Panusunan Bulung, Raja
Pamusuk, Kepala Koeria, diberhentikan dengan hormat. Mereka digantikan: Kepala
Kampung.
2. Kepala Kampung
4. Bagon Harahap, gelar Baginda
Hanopan (1922-1992), Kepala Kampung pertama di Hanopan dan memimpin Kampung selama
6 tahun (1944-1950).
5. Haji Zainuddin Harahap,
gelar Baginda Pardomuan (1926-1990), Kepala Kampung kedua di Hanopan dan memimpin Kampung selama 8 tahun (1950-1958).
6. ……………., gelar Sutan
Pangaribuan, Kepala Kampung ketiga di Hanopan dan memimpin Kampung selama ..
tahun (1958-19..).
7. ……………., gelar ………., Kepala
Kampung keempat di Hanopan dan memimpin Kampung selama .. tahun (19..-19..).
8. ……………., gelar …………, Kepala
Kampung kelima di Hanopan dan memimpin Kampung selama .. tahun (19..-19..).
9. …….., gelar Baginda Raja,
Kepala Kampung keenam di Hanopan dan memimpin
Kampung selama .. tahun (19..-19..).
10. Bahuddin Harahap, gelar
Baginda Soaduon, Kepala Kampung ketujuh di Hanopan
dan memimpin
Kampung selama .. tahun (19..-19..).
11. Paruhuman Harahap, gelar
Baginda, Kepala Kampung kedelapan di Hanopan dan
memimpin
Kampung selama .. tahun (19..-2006).
12. Umar Dhani Harahap, gelar
Baginda ………… , Pej. Kepala Kampung kesembilan
Di
Hanopan dan memimpin Kampung selama 1 tahun (2005-2006).
13
Syaifulbakhri Harahap, gelar………. Kepala Kampung kesepuluh di Hanopan dan
memimpin
Kampung selama .. tahun (2006-20..).
14. …………Harahap, gelar …………. Kepala Kampung kesebelas
di Hanopan dan
memimpin
Hanopan selama .. tahun (20..-20..).
15. …………Harahap, gelar …………. Kepala Kampung keduabelas
di Hanopan dan
memimpin
Hanopan selama .. tahun (20..-20..).
Sumber Tulisan:
1. Perolehan dari Uda Bagon Harahap, gelar Baginda Hanopan, yang di waktu lalu men-
jadi Kepala Kampung di Hanopan.
2. Perolehan dari mengunjungi Hanopan tanggal 22 Maret 1992.
3. Hasil pembicaraan dengan Uda H.M.Diri Harahap, gelar Baginda Raja Mulia Pinayungan,
selama berdiam bersamanya di Kebayoran Baru, Jakarta.
4. Ejaan lama - baru: oe = u, tj = c, ch = kh, dj = j.
Pembagian Air Irigasi
Aek-Silo
A.
Surat Pertama
NOTULEN
MUSYAWARAH PENYELESAIAN MASALAH PEMBAGIAN AIR PADA SALURAN IRIGASI PERSAWAHAN AEK
SILO DESA HANOPAN DAN DESA HUTA PADANG DI WIL. PERW. KECAMATAN DOLOK HOLE,
KECAMATAN SPIROK
1. Bahwa masalah ukuran pembagian air
yang ada sekarang ini, dimana banguan
tersebut tidak ada keseimbangan pembagian untuk areal yang kami maksud
di
Desa Hanopan dan Desa Hutapadang sesuai dengan surat kami tanggal 27
Juli
1991.
2. Maka sesuai dengan perjanjian dan
hasil musyawarah kami bersama tanggal 7
Agustus 1991, bahwa bangunan tersebut perlu adanya perobahan agar pem-
bagian air dapat lebih merata sesuai dengan kebutuhan areal persawahan ma-
sing-masing Desa dan bangunan tersebut dikembalikan ke keadaan semula se-
belum adanya rehap bangunan dimaksud.
3. Demikian hasil peninjauan dan hasil
musyawarah serta keputsan kami bersama
dalam penyelesaian masalah tersebut untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Hanopan, 7 Agustus 1991
1. Ka. Desa Hanopan
(Tanda Tangan)
2. Ka. Desa
Hutapadang
(Tanda Tangan)
DIKETAHUI:
Perw. Kec. Dolok Hole
(Tanda Tangan)
Hasanuddin
NIP: 010176634
[
Disalin sesuai dengan aslinya di Jakarta
oleh: H.M. Rusli Harahap]
B.
Surat Kedua
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT-1
SUMATERA UTARA
CABANG DINAS PEKERJAAN UMUM
PENGAIRAN TAPANULI SELATAN
Jalan May Jend. Sutopo No. 11
PADANG SIDEMPUAN
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Nomor : 611/VIII/370
Tempat :
Kepada Yth.:
Lampiran
: Bapak Kepala Dinas
Pengairan
Hal : Pengembalian Pembagian Air Propinsi Dati I
Sum.Utara
Irigasi di Saluran
antara Desa di-
Hanopan dan Huta
Padang di MEDAN
Kec. Sipirok ke Pembagian ========
yang lama.
------------------------------------
Sehubungan dengan Surat Kepala Desa Hanopan,
Hatobangon dan atas
Nama masyarakat tgl. 2-Juli-1991 yang
ditujukan kepada Kepala Cabang
Dinas PU Pengairan Tap. Selatan Prop. Dati
I Sumatera Utara di Padang-
Sidempuan dan tembusannya kepada Gubernur
KDH Tingkat I Sum. Uta-
ra, Kepala Dinas PU Pengairan Prop. Dati I
Sum. Utara.
1. Setelah kami laksanakan pemeriksaan
lapangan tgl. 7 Agustus 1991
pendekatan dan dialok serta dengan jalan
musyawarah terhadap yang
bersangkutan, diambil penyelesaian
sebagai berikut:
a. Pintu pengambilan pada bangunan bagi
untuk saluran B dan C ditu-
tup (gambar terlampir).
b. Untuk pangambilan air guna mengairi
areal masing-masing seluas ±
1 ha. bagi daerah B, D pada saluran
B dan D tersebut, pintu pemberi-
nya dipindah ke hilir ± 30 m pada
saluran C (notulen hasil musyawa-
rah dan gambar terlampir).
2. Pelaksanaan perbaikannya dilaksanakan
oleh Cabang Dinas PU Penga-
iran Tap. Selatan (perbaikan
sementara).
3. Demikian kami sampaikan agar maklum dan
dapat dipergunakan se-
perunya.
Padangsidempuan
tgl. 13 Agustus 1991
Kepala
Cabang Dinas PU Pengairan
Tapanuli Selatan Prop.Dati I
Sumatera Utara.
(Tanda Tangan)
CHAIRUDDIN
MATONDANG, BE
NIP: 400008433
TEMBUSAN:
Kepala Sub Dinas O & P Pengairan
Prop. Dati I Sum. Utara di Medan.
Kepala Pewakilan Kec. Dolok Hole
di Arse.
A r s i p.
[ Disalin sesuai dengan aslinya di Jakarta oleh: H.M. Rusli Harahap]
C.
Surat Ketiga
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT-1
SUMATERA UTARA
DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN
JALAN SAKTI LUBIS NO: TEL : 29664-
25358
MEDAN
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Nomor : 611/1847/18 Medan , 31 Agustus 1991
Lampiran
: 1
(satu) berkas
Kepada Yth,
Bapak Sekretaris Wilayah Daerah
Tingkat I Sumatera Utara
di - Medan.
Perihal : Pengambilan Pembagian air
Irigasi di Saluran antara Desa Hanopan
dan Huta Padang di Kecamatan
Sipirok.
-----------------------------------------------------
Sehubungan dengan hasil musyawarah Kepala
Desa Hanopan dan Huta Padang
bersama ini disampaikan copynya untuk
dapat Bapak ketahui.
Mengenai realisasi pelaksanaan perbaikan
telah disanggupi oleh Kepala Ca-
bang PU. Pengairan Tapanuli Selatan.
Dengan terlaksananya perbaikan ini
diharapkan pembagian air sudah dapat
diatur dengan baik.
Demikian agar Bapak maklum dan atas
perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Kepala Dinas PU Pengairan Sum. Utara.
(Tanda Tangan)
Ir. Bustomi Harahap
NIP. : 110012473
Tembusan:
1. Kepala Cabang PU.
Pengairan
Tap. Selatan Dinas PU Prop.
Dati I Sumatera Utara.
2. Saudara Maradjali Harahap, BRE
Pensiunan PU. di tempat.
[
Disalin sesuai dengan aslinya di Jakarta
oleh: H.M. Rusli Harahap]
D.
Surat Keempat
SURAT - PERNYATAAN
------------------------------------
Kami
yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing:
1. Kepala Desa
Hanopan
2. Kepala Desa
Huta Padang
Perwakilan
Kecamatan Dolok Hole, dengan ini menyatakan bahwa:
-
Sesuai dengan hasil peremuan dan
musyawarah tgl.
8
Agustus 1991, menerima dengan baik hasil keputusan
dan
pelaksanaan hasil musyawarah tersebut.
- Hal ini telah kami laksanakan sesuai
dengan pelaksanaan pembagian air sebelum dilaksanakannya Rehabilitasi
bangu-nan-bagi tersebut yang pelaksanaannya sesuai gambar terlampir.
Demikian
Surat pernyataan ini kami perbuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Hanopan, Agustus 1991.
Kepala Desa Huta Padang, Kapala Desa Hanopan,
(Tanda Tangan) (Tanda
Tangan)
HORAS BATUBARA BAHUDDIN HARAHAP
DIKETAHUI
Kepala Perwakilan Kecamatan
Dolok Hole,
(Tada Tangan)
HASANUDDIN
NIP.: 010176634
[Disalin sesuai aslinya di Jakarta
oleh H.M. Rusli Harahap]
****
------------------
B. Perjalanan menuju Panggulangan.
Gambar-10
Untuk berkunjung ke kampung ini yang juga terdapat di Kecamatan Arse, Kabupaten Sipirok, Propinsi Sumatera Utara, orang dapat menempuh jalan darat dengan memilih jalan yang menuju ke Padang Sidempuan dari Sipirok. Sesampai di Barigin, orang perlu belok kekiri menuju ke Padang Matinggi dan Parau Sorat. Dari kampung akhir ini, perjalanan lalu dilanjutkan menuju Panggulangan. Pilihan lain berbelok kekiri bukan di Baringin, tetapi di Huta Raja lalu menuju Sialagundi, Muara Siregar, Parau Sorat, dan dari yang akhir ini menuju ke Panggulangan.
Apabila datang dari arah Padang Sidempuan, orang dapat langsung belok kekanan setelah Huta Raja lalu dilanjutkan ke: Sialagundi, Muara Siregar, Parau Sorat, dan dari tempat akhir ini ke Panggulangan. Pilihan lain, ialah dengan belok kekanan bukan di Huta Raja tetapi di Baringin lalu dilanjutkan menuju: Sialagundi, Muara Siregar, Parau Sorat, dan dari tempat akhir ini menuju ke Panggulangan.
Gambar-11
BANGUNAN RUMAH DI PANGGULANGAN
(Dihimpun tanggal 14 Februari 1994)
1. Bistur Pohan
2. Haji Ali Akbar Pakpahan
3. Amir Pakpahan
4. Abbas Harahap (Ayahanda anggi Darwin Harahap)
5. Hasanuddin Sormin
6. Ja Hatimbulan Pakpahan
7. Ismet Pakpahan
8. Nukman Pakpahan
9. Ja Alaan Harahap, gelar Mangaraja Toga (Ompung Siangkaan): Hartono,
Awaluddin, Mukhsin.
10. Marasan Harahap, gelar Ja Soriangon (Ompung Paduahon): Edi, Erwin.
11. Ja Sumanting Aritonang
12. Simin Harahap, gelar Mara Soleman, Malim Saidi.
13. Firman Harahap (Adik Malim Saidi)
14. Irwan Harahap ( Adik Darwin)
15. Mara Pohan, Torang
16. Gandi Sormin
17. M. Yatim Tanjung
18. Sorimuda Sormin
19. Sorimuda Pakahan, Aman
20. Rumah Amangtobang Ja Mandasin, gelar Baginda Khalifah Sulaiman. Juga
kediaman Omung Palimahon (sianggian): Darajat Harahap, gelar Mangaraja
Halongonan.
21. Kedom Harahap, gelar Haji Dollah (Ompung Patoluhon).
22. Sutor Pakpahan
23. Mangaraja Panggulangan Pakahan.
24. Lobe Pantun Sormin.
25. Aminullah Sormin.
26. Mahir Harahap, gelar Ja Pariaman (Ompung Paopatkon), Saparuddin.
27. Madrasah Panggulangan.
28. Sahminan Aritonang.
29. Daulat Sormin
30. Samin Sormin.
31. Mesjid Panggulangan.
32. Pemandian laki-laki.
33. Pemandian Perempuan.
34. Hisar Pohan.
35. Daim Pohan.
36. Sinandean Pohan.
37. Yahya Pohan.
38. Ismail Pohan.
39. Agusalim Pohan.
40. Kalla Pohan.
41. Ja Gurese Pohan.
42. Imbalo Pohan.
43. Musollah Panggulangan.
44. Pemandian Air Panas.
Sumber Tulisan: 1. Kiriman anggi Drs. Darwin Harahap
2. Keterangan anggi Saparuddin Harahap.
C. Perjalanan menuju Siak Sri-Indrapura
Untuk menuju ke Bona Bulu marga Harahap keturunan Tongku Mangaraja Hanopan yang terdapat di Propinsi Riau Daratan, orang perlu terlebih dahulu sampai di Pekanbaru. Dari ibukota Propinsi Riau ini, orang dapat berkunjung ke Siak Sri-Indrapura dengan jalan air naik kapal menelusuri sungai Siak ke hilir hingga tiba di Siak Sri-Indrapura yang terdapat di tepi sungai Siak. Pilihan lain ialah dengan jalan darat naik kendaraan pribadi atau umum dari Pekanbaru hingga tiba di Siak Sri-Indrapura yang terletak di Timur Pekanbaru.
Gambar-12
BANGUNAN RUMAH DI SIAK SRI-INDRAPURA
- Selesai -
H.M.Rusli Harahap
Jalan Batu Pancawarna I/2A Pulomas
Jakarta 13210, Indonesia
Phone: +6221-4722243


















Wow keren sekali Bung Rusli Harahap. Peta, Silsilah dan Detail Pemilik Rumah benar2 suatu pekerjaan besar. Berapa lama perjalanan dan waktu persiapkan tulisan ini? Horas
ReplyDeleteGara tulisan ini aku jadi pingin ke medan. Jd pingin bgt nanya apa marga itu melekat ke saya apa tidak. Opung saya orang batak marga harahap(jauten harahap) pernah cerita kampung nya bunga bondar. opung nikah sama orang banten(nenek). Lahir bapak sy tp opung gak memberikan marga ke bpk, alhasil bapak menikah dengan ibu yg berdarah banten bugis dan lahir lah sy. Pertanyaannya apa sy masih berhak menyandang marga harahap? bpks sy jarang bgt mau bicarakan soal silsilah.
ReplyDeleteOh iya lupa, opung yg memberikan nama sy (umar). Ktnya abangnya dlu namanya umar.
DeleteJa Manggesa itu bukan amangtua Kolonel Ismet Harahap, bang Ismet manggil Ja Manggesa ompung karena ompungnya sama Ja Manggesa yang kakak beradik. Saya Syarifuddin Harahap adalah cucu dari Ja Manggesa, nama ayah saya Daud Harahap gelar Mangaraja Batugondit, sekarang tinggal di Depok Jawa Barat
Delete